Judul: Secangkir Kopi
Subjudul: Obrolan Seputar Homeschooling
Penulis: Loy Kho
Penerbit: Kanisius, Yogyakarta 2008
Ukuran: 18,5 x 12,5 cm
Tebal: 262 halaman
Akhir-akhir ini istilah homeschooling mulai cukup sering terdengar di masyarakat. Sebagian orang ada yang sudah mengerti betul, sebagian lagi ada yang mengartikan homeschooling sebagai sekadar sekolah di rumah. Bagaimanapun, di Indonesia homeschooling masih belum marak.
Sebelum menyunting buku ini, aku juga kurang mengerti betul tentang homeschooling. Tetapi aku berpikir, gagasan sekolah di rumah itu tampaknya menarik. Hanya saja, untuk mengetahui betul kegiatan keluarga yang menerapkan homeschooling, aku tak tahu harus mencari di mana. Memang, di dunia maya aku sempat membaca beberapa situs di internet mengenai keluarga yang menerapkan homeschooling. Nah, setelah menyunting buku ini aku jadi lebih tahu tentang pengalaman keluarga-keluarga homeschooling.
Buku ini berisi pengalaman beberapa orang tua yang tinggal di Amerika yang menerapkan homeschooling bagi anak-anaknya. Di bagian pendahuluan, Loy Kho menyatakan bahwa lewat buku ini ia hendak mengajak pembaca untuk mengintip keluarga-keluarga homeschooling. Kebanyakan dari mereka adalah anggota kelompok FISH (Family Instructing Student at Home, yaitu perkumpulan jemaat Gereja Apex Baptist yang menerapkan homeschooling). Selain itu Loy Kho juga mengajak pembaca berkunjung ke rumah Aminah dan Anissa (keduanya nama samaran) yang menerapkan homeschooling bagi anak-anak mereka. Aminah adalah orang Malaysia sedang Anisaa orang Indonesia; keduanya bermukim di Amerika. Juga, pembaca diajak mengunjungi Kim Ashby, pendiriĀ GIFTSNC (Giving and Getting Information for Teaching Special Needs Children; yaitu wadah bagi keluarga yang dikaruniai anak-anak berkebutuhan khusus); dan juga Ibu Lusi yang merupakan Ketua dari National Federation of The Blind di daerah Wake County; serta Ibu Sharon pendiri Spiceline dan Pendeta Scott dari Gereja Colonial Baptist di Cary, North Carolina. Karena berisi tentang pengalaman-pengalaman orang tua, maka isi buku ini lebih banyak “bercerita”, dan bukan penuturan yang kering.
Di buku ini juga disertakan mengenai legalitas hukum homeschooling di Indonesia, kurikulum homeschooling dan model kelompok-kelompok pendukung.